Media BKI
Media
Bimbingan dan Konseling Islam
Oleh : Eka Chandra Oktaviani[1]
A.
Pendahuluan
Dewasa ini kita sudah
hidup pada era globalisasi yang didukung oleh kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh
batas ruang dan waktu (Dryden & Voss, 1999).
Bimbingan dan Konseling
merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu maupun kelompok dengan
berbagai macam cara layanan. Pelayanan yang diberikan kian berkembang seiring
dengan berkembangnya teknologi dan informasi.
Dengan bantuan IPTEK masyarakat
sekarang sudah menjadi masyarakat knowledge-based
society (pengetahuan
berbasis teknologi). Sehingga dengan mengoptimalkan IPTEK tersebut layanan
bimbingan dan konseling menjadi lebih beragam dan prosesnya lebih
menarik, interaktif dan tidak terbatas ruang juga waktu akan tetapi lebih
memperhatikan azas dan kode etik konseling. Maka dari hal tesebut kita perlu
mengkaji lebih dalam bagaimana kita menggunakan media teknologi untuk layanan
bimbingan dan konseling sehingga makalah Media Bimbingan dan Konseling Islam
ini dapat tersusun dan menjadi bahan pembelajaran serta pengetahuan.
B.
Media
Kata
media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6)[2].
Sedangkan dalam bahasa arab media berasal dari kata “wasaaila” artinya
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan
(Cricitos, 1996). Dalam Dictionary
of Education, disebutkan bahwa media adalah bentuk perantara dalam berbagai
jenis kegiatan berkomunikasi. Gagne (dalam Sadiman, dkk, 2002) menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Lebih lanjut, Briggs (dalam Sadiman, dkk, 2002)
menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar.
Dari hasil pemaparan diatas dapat
disimpulkan bahwa media adalah perantara yang digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada penerima informasi. Perantara untuk menyampaikan informasi ini
daat dilihat dari beberaa sudut pandang, diantaranya :
a. Dilihat dari jenisnya digolongkan menjadi
media audio, media visual, dan media audio-visual.
b. Dilihat dari daya liputnya media dapat
digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan
daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran
individual.
c. Dilihat dari bahan pembuatannya media
dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan
media komplek.
d. Dilihat dari bentuknya media dapat
digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media
elektronik.
Bahkan
menurut penelitian
C.
Bimbingan
dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
atau Guidance and Counseling hadir di
Indonesia diawali pada tahun 60-an. Bimbingan dan Konseling merupakan bidang
layanan kepada individu atau kelompok guna membantu mengoptimalkan perkembangan
mereka, yang terfokus pada segi perkembangan pribadi dan social serta pemecahan
masalah secara individual.
Bimbingan sendiri menurut Hamrin
dan Erickson (Laksmi, 2003:1) merupakan layanan bantuanbersifat professional
yang diberikan oleh konselor keada suatu individu agar memiliki pemahaman diri dan mengarahkan diri, agar
dapat menyesuaikan diri secara maksimal dalam kehidupan disekolah, rumah, dan
masyarakat. Adapun dalam
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan
bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam
rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
Sedangkan
Konseling menurut Winkel
(2005:34) mendefinisikan sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari
bimbingan dalam usaha membantu konseli / klien secara tatap muka dengan tujuan
agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan
atau masalah khusus.
Bimbingan
dan konseling yang bersifat pengembangan
atau developmental dan pencegahan
pendekatan preventif. Dalam hal ini, Sofyan. S. Willis (2004)
mengemukakan landasan-landasan filosofis dari orientasi baru bimbingan dan
konseling, yaitu :
a.
Pedagogis; artinya menciptakan kondisi
sekolah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik dengan memperhatikan
perbedaan individual diantara peserta didik.
b.
Potensial, artinya setiap peserta didik
adalah individu yang memiliki potensi untuk dikembangkan, sedangkan
kelemahannya secara berangsur-angsur akan diatasinya sendiri.
c.
Humanistik-religius, artinya pendekatan
terhadap peserta didik haruslah manusiawi dengan landasan ketuhanan. peserta
didik sebagai manusia dianggap sanggup mengembangkan diri dan potensinya.
d.
Profesional, yaitu proses bimbingan dan
konseling harus dilakukan secara profesional atas dasar filosofis, teoritis,
yang berpengetahuan dan berketerampilan berbagi teknik bimbingan dan konseling.
Program layanan BK ini mempunyai empat fungsi
utama, yaitu[3] :
a.
Pemahaman individu
b.
Pencegah dan pengembangan
c.
Penyesuaian diri
d.
Pemecahan masalah
D.
Teknologi
dalam Bimbingan Konseling
Media dalam Bimbingan
dan Konseling adalah perantara yang membantu konselor dalam pemberian layanan BK.
Namun dalam perkembanganya Media BK tidak sebatas untuk perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program
BK tetapi memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu
yang dapat digunakan dalam melaksanakan program BK (Diklat profesi guru, PSG
Rayon 15, 2008) [4].
Menurut Edgar media merupakan perantara yang paling bisa diandalkan terlebih
bila disandingkan pada pengalaman demi tercapai pembelajaran yang maksimal,
optimal, dan teraplikasikan. Hal ini dapat dilihat dari bagan yang dibuat oleh
Edgar Dale, yaitu :
Gambar1. Kerucut Pengalaman Edgar (Irfan,
1994 :79 )
Selain
itu jika dilihat dari grafiknya :

Dalam Bimbingan dan Konseling terdapat beragam
teknik pemberian layanan yang mengacu kepada peran media agar dapat
teraplikasikan dengan baik. Menurut sifat bantuan yang diberikan dapat
dibedakan antara teknik pemberian informasi, teknik mendorong aktivitas
tertentu dan teknik penyembuhan atau therapy [5].
Teknik-teknik tersebut perlu bantuan media, misalnya dalam teknik pemberian
informasi yang dapat diberikan dengan cara lisan baik individu atau kelompok
juga dapat menggunakan media seperti papan bulletin, liflet, brosur, prospectus
sekolah, buku pedoman, video, dan sebagainya. Maka media dapat di pakai dan
dimanfaatkan untuk merangsang perkembangan dari berbagai aspek baik itu fisik,
motorik, social, emosi kognitif, kreatifitas dan bahasa. Proses layanan
bimbingan dan konseling merupakan proses komunikasi, maka dari itu dalam
melaksanakannya membutuhkan media sehingga dapat membantu dan mempermudah para
konselor. Beberapa hal yang harus dikaji dalam Media Bimbingan Konseling ini
ialah :
1. Tujuan Media Bimbingan Konseling
Tujuan Bimbingan dan Konseling
menggunakan Teknologi Informasi kedalam melakukan pelayanannya, yaitu:
a. Easy to use ( mudah digunakan )
b. Easy to manage ( mudah di atur )
c. Simple ( tidak rumit )
d. Dynamic ( Dinamis )
2. Fungsi Media Bimbingan Konseling
Teknologi
informasi dalam bimbingan konseling memiliki beberapa fungsi, terutama komputer
dan internet. Diantaranya:
a.
Mempermudah
konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data.
b.
Menjaga
kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya
dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.
c.
Membantu
individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan
relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
d.
Memberikan
kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan
informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik.
e.
Menjadikan
teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga
kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.
3. Jenis Media Bimbingan Konseling
Ada beberapa jenis media dalam
program BK yaitu[6]:
a. Media untuk menyampaikan informasi
(leaflet, booklet, dan papan bimbingan)
b. Media sebagai alat :
·
Media
Pengumpul data seperti : angket, pedoman wawancara, lembaran observasi berupa
anekdot record, daftar cek, skala penilaian, mekanikal device, camera, tape,
daftar cek masalah, lembar isian pilihan teman (semua dapat dibuat
sendiri kecuali mekanikal device, camera, tape).
·
Media
penyimpan data seperti : kartu pribadi, buku pribadi, map, disket, folder,
filing cabinet, lemari, dan sebaginya.
c. Media sebagai alat bantu dalam
memberikan group information
·
Media
auditif : radio, tape
·
Media
visual : gambar, foto,
tranparansi, lukisan, dll
·
Media
audio visual : film yang ada
suaranya.
d. Media sebagai Biblioterapi
Buku-buku,
majalah, komik yang di dalamnya berisi
cara-cara atau misalnya cara beternak ayam, cara cepat membaca Alquran, cara
mengatasi rendah diri, cara meningkatkan motivasi belajar, dan beberapa buku
yang berisi cara-cara atau tips lainnya.
e. Media sebagai alat menyampaikan
laporan
Berupa
laporan kegiatan BK. Laporan bisa mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan.
Masih banyak media yang bisa
dipergunakan dalam layanan bimbingan konseling dengan bergagai klasifikasi
jenis, hal-hal yang paling dekat dengan kita pun bisa dijadikan media bimbingan
konseling, seperti komputer , radio , televisi , telephone / HP, internet
(email therapy, online therapy, cyber counseling dan e-counseling). Contoh lain
misalnya :
|
No.
|
Jenis
|
Contoh
|
|
1.
|
Media sebagai alat instrumen
|
|
|
|
1.1 Manajemen program BK
|
|
|
|
1.1.1 Perencanaan
|
1.
Pedoman Observasi Kebutuhan Lingkungan
2.
Pedoman Wawancara Kebutuhan Lingkungan
3.
Angket Kebutuhan Siswa
4.
Tabel Kebutuhan Lingkungan
5.
Tabel Prosentase Kebutuhan Siswa
6.
Tabel Tujuan Bimbingan dan
Konseling
7.
Tabel Kemandirian Siswa SMP
8.
Tabel Kemandirian Siswa SMA
9.
Tabel Kamandirian Mahasiswa PT
10.
Program Bimbingan Konseling
11.
Matrik Program BK Tahunan
12.
Matrik Program BK Semesteran
13.
Matrik Program BK Bulanan
14.
Anggaran Program BK
15.
Kalender Program BK Satu Tahunan
16.
Kalender Program BK Satu Semester
17.
Kalender Program BK Tiga Bulan
18.
Jadwal Kegiatan Mingguan
19.
Jadwal Kegiatan Harian
20.
Buku Kasus
21.
Buku Harian
|
|
|
1.1.2 Pelaksanaan
|
|
|
|
1.1.3 Evaluasi
|
|
|
|
1.1.3.1 Proses Pelaksanaan Kegiatan
|
1.Konselor sebagai Instrumen
2.Pedoman Observasi
3.Pedoman
Wawancara
|
|
|
1.1.3.2 Hasil Pelaksanaan
|
|
|
|
1.1.4 Hasil
Evaluasi
|
1.Data Analisis Hasil Pelaksanaan Program
2.Data Analisis Hasil Kegiatan
|
|
|
1.1.5 Tindak
Lanjut
|
Data tindak lanjut :
1.Pelaksanaan Program Keseluruhan
2.Hasil yang telah dicapai
3.Penanganan
Kasus
|
|
|
1.1.6 Laporan
|
1.Laporan Mingguan
2.Laporan Semesteran
3.Laporan Bulanan
4.Laporan Mingguan
|
|
|
1.2 Pengelolaan Layanan BK
|
|
|
|
1.2.1 Alat Pengumpul Data
|
|
|
|
1.2.1.1.1
Kualitatif
|
1.Pedoman Wawancara
2.Pedoman Observasi
|
|
|
1.2.1.1.2
Kualitatif
|
Angket
|
|
|
1.2.1.1.3
Pengembangan
|
Sesuai kebutuhan (Angket, Pedoman Wawancara,
Pedoman Observasi)
|
|
|
1.2.1.2
Pemahaman Individu
|
|
|
|
1.2.1.2.1 Tes
|
1.Tes Inteligensi
2.Tes Bakat
3.Tes Minat
4.Tes Kreativitas
5.Tes Prestasi Belajar
|
|
|
1.2.1.2.2
Nontes
|
2.Pedoman Wawancara
3.Angket
4.Sosiometri
5.Otobiografi
6.Inventori
7.Catatan
Kumulatif
8.Studi Dokumentasi
9.Studi Kasus
|
|
|
1.2 Pengelolaan Layanan BK
|
|
|
|
1.2.1 Alat Pengumpul Data
|
|
|
|
1.2.1.2.3
Himpunan Data
|
1.Rekapitulasi Data Pribadi
2.Grafik Data Pribadi
3.Rekapitulasi Data Presensi
4.Rekapitulasi Peta Kerawanan Siswa
5.Rekapitulasi Daya Serap Siswa
6.Grafik Nilai Setiap Mata Pelajaran
|
|
|
1.2.2 Alat Penyimpan Data
|
1.Kartu Pribadi
2.Buku Pribadi
3.Map Pribadi
4.Disket
5.CD / DVD
6.Folder / Komputer
7.Filing Cabinet
8.Almari
|
|
|
1.2.3 Alat Pelaksanaan Bimbingan
|
1.Satlan Bimbingan Pribadi,
Sosial,Belajar dan Karier
2.Materi Layanan bimbingan Pribadi, Sosial,
Belajar, dan Karier.
3.Blangko Surat
4.Kartu Konseling
5.Kartu Konsultasi
6.Daftar Kasus
7.Catatan Konfrensi Kasus
8.Catatan Bimbingan Kelompok
|
|
|
1.2.4 Alat Administrasi Bimbingan
|
1.Alat Tulis menulis
2.Blangko Surat untuk Laporan
3.Agenda Suat Keluar Masuk
4.Arsip Surat-surat
5.Catatan Kegiatan Harian
6.Buku Tamu
7.Buku
Ekspedisi
|
|
|
1.2.5 Alat Menyampaikan Laporan
|
1.Laporan Mingguan
2.Laporan Bulanan
3.Laporan Semesteran
4.Laporan
Tahunan
|
|
|
1.2.6
Alat Komunikasi dan
Informasi
|
|
|
|
1.2.6.1 Seels
& Richey, 1994
|
1.Media hasil teknologi cetak
2.Media hasil teknologi audio visual
3.Media hasil teknologi berdasarkan komputer
4.Media hasil gabungan teknologi
cetak dan
komputer
|
|
|
1.2.6.2
Seels & Glasgow
(1990 : 181-185)
|
1.Media
Tradisional
2. Media Teknologi Mutakhir
|
|
2.
|
Media
sebagai Sarana dan Prasarana / Perlengkapan
|
|
|
|
2.1 Sarana
|
1.Ruang Tamu
2.Ruang Staf / Administrasi
3.Ruang Konseling
4.Ruang BK Kelompok
5.Ruang Data
6.Ruang
Perpustakaan / Biblioterapi
|
|
|
2.2 Perlengkapan
|
1. Papan Organigram BK
2. Papan Program BK Tahunan
3. Papan Informasi
4. Visi dan
Misi dll
|
|
3.
|
Media sebagai Prosedur
|
|
|
|
Penyelenggaraan
Layanan BK Pola 17 +
|
1. Penyelenggaraan Kartu Pribadi
2. Penyelenggaraan Kelompok Belajar
3. Penyelenggaraan Bimbingan Cara
Belajar Efektif
4. Penyelenggaraan Kotak Masalah
5. Penyelenggaraan Persiapan Penjurusan
6. Penyelenggaraan Papan Bimbingan
|
|
|
Implementasi Layanan Program BK Komprehensif
|
|
|
|
3.1 Layanan
Dasar
|
1. Bimbingan Kelas
2. Pelayanan Orientasi
3. Pelayanan Informasi
4. Bimbingan Kelompok
5. Pelayanan
Pengumpulan Data
|
|
|
3.2 Layanan
Responsif
|
1. Konseling individual
2. Koseling kelompok
3. Referal
4. Kolaborasi dengan GM|WK
5. Kolaborasi dengan OT
6. Kolaborasi dengan PLS
7. Konsultasi
8. Bimbingan Teman Sebaya
9. Konferensi Kasus
10. Kunjungan
Rumah
|
|
|
3.3 Layanan
Perencanaan Individual
|
1. Evaluasi Diri
2. Penempatan
dan Penyaluran
|
|
|
3.4 Layanan
Dukungan Sistem
|
1. Pengembangan Profesi
2.
Pengembangan Program
|
|
4.
|
Media sebagai Teknik
|
|
4. Kelebihan Media Bimbingan Konseling
Kelebihan atau keuntungan pelayanan
bimbingan konseling melalui teknologi informasi, diantaranya :
a. Pelayanan melalui teknologi
informasi mudah di akses
b. Tidak membutuhkan biaya transportasi
c. Mengurangi kesulitan jadwal yang
berkaitan dengan program kelompok
d. Pelayanan melalui teknologi
informasi bersifat semi anonim
e. Klien lebih mau terbuka berbicara
tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face,
sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka
f. Pelayanan melalui teknologi
informasi dan komunikasi berbasis individu
g. Konselor dapat menyesuaikan kesiapan
klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan, memotivasi diri, dan
meningkatkan keterampilan kliennya
h. Pelayanan melalui teknologi
informasi dan komunikasi formatnya harus memfasilitasi konseling yang proaktif
i.
Setelah
klien membuka komunikasi via teknologi informasi awal, maka konselor
berinisiatif untuk memulai suatu kontak berikutnya sehingga ia dapat
menciptakan suatu taraf terapis berupa dukungan sosial dan klien bertanggung
jawab selama proses penyembuhannya
j.
Pelayanan
melalui teknologi informasi formatnya menggunakan ijin protokol yang
terstruktur. Hal ini memberikan konselor suatu kerangka kerja tertulis
yang dapat memastikan pemenuhan topik penting ketika bekerja khusus kepada
masing-masing individu pada setiap sesi, sehingga menghasilkan suatu intervesi
yang ringkas, terpusat, dan sesuai dengan pribadi klien.
5. Kelemahan Media Bimbingan Konseling
Sebaik
apapun teknologi yang berkembang, tetapi jika pola pikir masyarakat masih
terkungkung dengan nilai-nilai yang diyakini benar, maka data atau informasi
yang didapat seakan-akan menjadi tidak berguna. Hal itu menjadi suatu kelemahan dalam pelayanan bimbingan
konseling melalui teknologi informasi, diantaranya:
a. Konselor tidak dapat memastikan
bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak
b. Diperlukan perangkat khusus agar
pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan
perangkat tersebut tidak murah, sehingga tidak samua orang dapat memanfaatkannya
c. Informasi yang diterima dan
diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah, klasifikasi dan eksplorasi
tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman
d. Kegiatan konseling melalui teknologi
informasi dapat menimbulkan jarak baik secara fisik maupun psikis diantara
konselor dan klien.
e. Belum terdapat data-data, fakta atau
informasi yang objektif dari klien, sehingga pemecahan masalah dengan teknik
pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.
f. Permasalahan yang dihadapi oleh
klien beraneka ragam dalam emosi sehingga kadang-kadang konselor mengabaikan
segi-segi yang penting dalam proses konseling disini empati konselor tidak
dapat terlihat.
g. Dianggap oleh klien sebagai
perampasan tanggung jawab, maka teknik pendekatan ini kurang baik untuk di
pergunakan.
E.
Kesimpulan
|
M
|
edia dapat di pakai dan dimanfaatkan
untuk merangsang perkembangan dari berbagai aspek baik itu fisik, motorik,
social, emosi kognitif, kreatifitas dan bahasa. Proses layanan bimbingan dan
konseling merupakan proses komunikasi, maka dari itu dalam melaksanakannya
membutuhkan media sehingga dapat membantu dan mempermudah para konselor.
Dengan beragam tujuan,
fungsi, kelebihan, kelemahan serta jenis media dalam bimbingan konseling akan
memperkaya dan menambah inovasi baru untuk memberikan stimulus yang berbeda dan
lebih interaktif. Maka tidak ada salahnya jika kita mengembangkan media
bimbingan konseling terutama bagi kita jurusan Bimbingan Konseling Islam.
Daftar Pustaka
Imel, Media Bimbingan dan Konseling, http://melskonseling.blogspot.com/2012/12/
media-bimbingan- dan-konseling.html
IPTEK, Media (Teknologi Informasi) , http://ti-bkoffa.blogspot.com/2012/04/penerapan-media-teknologi-informasi.html
Nana Syaodih, 2007. Bimbingan dan Konseling, Bandung :
Maestro
Umm, Pengertian Media, http://um.ac.id
[1]
Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam Angkatan 2010
[2]
Umm, Pengertian Media, http://um.ac.id, terakhir diakses 5 Februari 2013
[3]
Nana Syaodih, Bimbingan dan Konseling, (Bandung
: Maestro, 2007) h.21
[4]
Imel, Media Bimbingan dan Konseling, http://melskonseling.blogspot.com/2012/12/media-bimbingan-
dan-konseling.html , terakhir
diakses 6 Februari 2013
[5]
Nana Syaodih, Bimbingan dan Konseling, h.31
[6]
IPTEK, Media (Teknologi Informasi) , http://ti-bkoffa.blogspot.com/2012/04/penerapan-media-teknologi-informasi.html , terakhir diakses 6 Februari 2013








0 Response to "Media BKI"
Posting Komentar